Skip to main content

Renungan harian Kristen pemuda tentang Roh Kudus

Renungan harian Kristen pemuda tentang Roh Kudus - Renungan harian yang bisa anda baca saat ada waktu luang mampu menenangkan diri agar lebih memahami perjalanan kehidupan yang di lalui dan meningkatkan pemahaman berdasarkan pengalaman yang tengah terjadi.

Daftar Renungan :

Roma 8: 9-11 Roh Kudus Yang Menghidupkan


Bacaan Firman Tuhan: Roma 8: 9-11
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapijika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karenadosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fanaitu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Upah dosa adalah maut! (Kejadian 2:17, 3:19). Seberapapun harta yang kita miliki, kehormatan, pangkat, kekuatan tidak akan dapat mengalahkan kematian. Manusia tidak akan dapat mengandalkan dirinya (harta, kehormatan dan kekuatan) untuk menghidupkan dirinya dari kematian, hanya Tuhan yang dapat menghidupkan kita, sebagaimana Kristus membangkitkan orang yang mati dan juga Dia yang bangkit dari kematian.

Kita bersyukur atas iman kita kepada Tuhan Yesus yang telah menyatakan kasih karuniaNya yang telah memberikan kita hidup baru, Dia yang telah menghidupkan kita dari kematian oleh dosa kita (Efesus 2: 5-6).  Dalam nas kita dikatakan “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran” (ayat 10).

Itulah sebabnya dikatakan di ayat 9 “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu.” Melalui iman kepada Tuhan Yesus, hidup yang kita jalani bukan lagi hidup oleh karena keinginan daging, tetapi keinginan Roh, sebab diri kita menjadi kediaman, rumah Tuhan yang menghidupkan dan yang memerintah dalam diri kita.

Betapa besar dan kayanya karunia Roh Kudus yang kita terima (Efesus 2: 7), Roh Kudus yang memiliki banyak peran dalam kehidupan kita, Dia menjadi Penolong, Penghibur, Penasehat, Pengajar, Penuntun. Roh Kudus yang sanggup melakukan bagi kita apa yang tidak pernah dapat kita lakukan sendiri dengan kekuatan kita, Roh Kudus yang membantu kita dalam kelemahan kita, yang berdoa bagi kita ketika kita tidak tahu apa yang harus kita minta.

Roh Kudus juga menyatakan bagi kita hal-hal yang tidak pernah di lihat mata, didengar oleh telinga, yang tidak pernah timbul dalam hati manusia, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah, Roh Kudus menyatakan itu bagi kita (1 Korintus 2: 9-10). Segala yang berguna bagi kehidupan kita, Roh Kudus akan senantiasa bekerja mendatangkan itu bagi kita.

Dalam menjalani kehidupan ini ada berbagai macam godaan yang dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa dan juga ada banyak persoalan dan masalah yang kita hadapi. Tentu kita memiliki keterbatasan, jika hanya mengandalkan kemampuan diri kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Markus 14: 38). Sebab tidak ada satu perbuatan benar pun yang dapat kita lakukan jika hanya mengandalkan kemampuan diri kita, jangan ada yang memegahkan diri sebab Tuhanlah melalui RohNya yang diam di dalam diri kita untuk mempersiapkan kita melakukan pekerjaan baik (Efesus 2: 9-10). Jangan jadi orang yang munafik, yang membangun kebaikan dengan maksud yang kotor, untuk mendapat pujian dan kehormatan bagi diri sendiri. Kebaikan sejati hanya terjadi oleh kuasa pertolongan Tuhan dan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Demikian halnya dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, jangan pernah kita berkecil hati atas kelemahan kita, sebab memang kita harus akui bahwa kita lemah jika hanya mengandalkan diri kita. Sebaliknya kita harus berbesar hati sebab kita mau dituntun oleh Roh Tuhan yang memiliki kuasa yang tidak terbatas. Setiap saat, hari demi hari, sedikit demi sedikit Dia akan menuntun, mengajar dan mengarahkan kita untuk semakin menyatu dengan kuasaNya yang ‘tak terbatas memberi kehidupan kepada kita.

Yang Tuhan kehendaki adalah kesungguhan kita mau untuk menerima tuntunan Roh yang menghidupkan kita, sehingga kita senantiasa diperbaharui tahap demi tahap, langkah demi langkah oleh kuasa Roh Kudus . biarlah Roh Kudus menjadi bahagian yang paling intim dalam dirimu, dan kita tidak sia-siakan pemberian Tuhan yang berharga ini, sebagaimana rasul Paulus menuliskan “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memateraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30) 


Kolose 3: 5-11 Menang Melawan Dosa


Bacaan Firman Tuhan: Kolose 3: 5-11
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).  Dahulukamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.  Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lamaserta kelakuannya,  dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;  dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Dalam kehidupan ini, banyak situasi dan keadaan yang membuat kita jatuh ke dalam dosa. Maka nas ini hendak mengingatkan tentang kesungguhan kita untuk menjauhkan diri dari dosa. Dapat di ibaratkan kita sedang dalam medan perang, siapa yang akan menang, kita atau lawan kita. Hanya ada dua kemungkinan kita di bunuh lawan (dosa) atau kita yang membunuh lawan (dosa). Jika dari strategi perang dapat dikatakan bahwa kita pasti menang melawan musuh kita yaitu dosa. Sebab Tuhan Yesus telah mengalahkan kuasa maut, yaitu dosa dan kuasa kemenangan itu telah di curahkan dalam diri kita (Roma 8: 11) yang menjadikan kita manusia baru. Itulah sebabnya dikatakan dalam nas ini “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi” (ayat 5).

Dalam menjalani kehidupan ini ada banyak godaan, untuk mengalahkan kita. Melalui nas firman Tuhan saat ini hendak mengajar kita supaya tetap menjadi pemenang melawan godaan yang membuat kita jatuh ke dalam dosa.
1.      Kesungguhan menjadi manusia baru yang terus di perbaharui
Kita bersyukur atas iman kita di dalam Yesus Kristus yang telah menganugerahkan pada kita manusia baru. Namun tentu tidak cukup hanya sebatas status dan nama sebagai orang kristen, tetapi kita mau diingatkan bahwa hidup dalam manusia baru itu harus menerima pembaharuan dan akan terus diperbaharui.

Jika suatu kebun telah di bersihkan, maka tentu tidak cukup hanya dibersihkan, tetapi harus juga senantiasa dibersihkan dan juga ditanami dengan berbagai tanaman agar kebun itu menjadi kebun yang bersih dan produktif bukan menjadi lahan kosong yang hanya ditumbuhi ilalang.

Demikian halnya iman percaya kita tidak hanya sebatas formalitas, tetapi harus ada kesungguhan untuk mau mengembangkan diri sebagai manusia baru. Bagaimana kesungguhan kita mau mengembangkan diri supaya perilaku,  perbuatan kita setiap saat semakin baik.

2.      Mengandalkan kuasa Roh Kudus
Tidak ada satu perbuatan benar pun yang dapat kita lakukan jika hanya mengandalkan kemampuan diri kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Markus 14: 38). Jika dari dalam diri kita mungkin saja berkata aku tidak akan melakukan dosa, aku tidak akan melakukan yang jahat. Namun Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa daging kita lemah.

Jika hanya mengandalkan diri kita tentu kita tidak akan sanggup menghadapi berbagai godaan yang bisa membawa kita jatuh ke dalam dosa. Jika kita bisa berbuat benar hanya mengandalkan diri kita, itu hanyalah sandiwara (berbuat dosa di dalam perbuatan baik).
Itu sebabnya rasul Paulus mengajarkan “hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Galatia 5:16).

Tuhan telah memberikan kepada kita Roh Kudus, yaitu Roh yang mengajari, mengingatkan dan yang memberikan hikmat bagi kita menjalani kehidupan ini. Sehingga kita senantiasa memohon kuasa Roh Kudus untuk menuntun kita dan memohon kekuatan untuk melawan segala godaan yang membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Yohanes 14: 15-26 Engkau Tidak Pernah Jalan Sendiri

Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 14: 15-26
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.  Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikankepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya


Setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, Tuhan begitu mengerti bagaiamana manusia itu setelah jatuh ke dalam dosa, yang sulit untuk diatur, dituntun oleh firmanNya. Hal ini bisa juga kita lihat pada bangsa yang dipilih oleh Tuhan, yaitu Bangsa Israel. Kebaikan Tuhan sungguh luar biasa bagi umat Israel, tetapi Tuhan mengatakan tentang mereka yaitu “Bangsa yang tegar tengkuk”.

Bahwa memang manusia tidak akan pernah bisa menghidupi firman Tuhan jika hanya mengandalkan kemampuannya. Sebab seandainya kita bisa dengan benar menghidupi firman Tuhan mengandalkan kemampuan kita, maka Tuhan tidak perlu turun ke dunia melalui Yesus Kristus.

Maka melalui nas ini, Tuhan Yesus mau mengajar murid-muridNya dan bagi kita juga saat ini, jika memang benar kita mengasihi Tuhan Yesus, maka kita pasti akan menuruti perintahNya. Untuk menuruti perintahNya bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita, tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Dia akan memberikan kita Penolong yaitu Roh Kudus dalam diri kita. Roh Kudus yang akan menolong yang akan memampukan kita menghidupi firmanNya.

Maka, tidak sulit melakukan firman Tuhan jika kita mengandalkan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pemberian yang paling berharga yang Tuhan berikan ditengah-tengah kehidupan kita. Namun realitanya, Roh Kudus itu bisa memiliki makna yang mengambang yang sulit untuk dipahami dan terkesan hanya sebatas kata-kata saja. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kita tidak benar-benar menghidupi keberadaan Roh Kudus yang ada dalam diri kita, kita yang tidak mau mengenal, dituntun, diajar dan bersekutu denganNya.

Melalui nas ini juga Tuhan Yesus mau memberikan kita jaminan, bahwa walaupun Dia telah naik ke sorga, namun Dia tetap ada dan hidup bersama-sama dengan kita yaitu melalui Roh Kudus. Tuhan Yesus menyatakan keberadaanNya beserta dengan kita selamanya, bahwa kita tidak pernah hidup dan berjalan sendiri.


Dalam keterbatasan kita, ada Allah yang ‘tak terbatas yang selalu beserta kita. Dalam kelemahan kita, ada Allah yang penuh kuasa yang selalu bersama kita. Kuasa Allah yang besar ada dalam diri kita, ini adalah jaminan yang Tuhan sampaikan pada kita. Sehingga kita tetap kuat, teguh dan mampu menjalani hidup dengan tetap memberi diri di tuntun oleh Roh Kudus.

Zakharia 12: 10-14 Roh Pengasihan dan Roh Permohonan


Bacaan Firman Tuhan: Zakharia 12: 10 -14
"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.

Saat Yesus akan mencapai puncak dari pekerjaanNya, Dia memasuki Yerusalem dan akan menghadapi penderitaan sampai mati di kayu salib. Hal ini telah di nubuatkan oleh nabi Zakharia tentang “Dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi Dia”.

Pada saatnya akan terjadi suatu sejarah yang besar yang ‘tak akan terlupakan yang menjadi ratapan besar bagi seluruh umat manusia. Ratapan itu seperti orang yang meratapi kematian anak tunggal, seperti orang yang meratapi kematian anak sulung, seperti ratapan umat Israel ketika kematian Raja Yosia yang saleh.

Saat itu adalah hari yang tidak akan terlupakan, kebesaran peristiwa itu tidak hanya bagi umat Israel, tetapi kepada setiap pribadi/orang dari segala bangsa yang tidak memandang status (baik itu anak, orangtua, miskin, kaya, imam, pejabat, dll) sebab ratapan itu adalah ratapan setiap pribadi yang melihat Dia tertikam akan meratapi dirinya, sebab dialah yang telah menyalibkan Tuhan juruselamatnya. Dia telah menikam dan menyalibkan Tuhan karena pelanggaran dan dosanya. Sehingga setiap orang akan meratapi dosanya dihadapan Tuhan yang tertikam dan tersalb itu.

Diri kita adalah Yerusalem yang dimasuki oleh Yesus, di dalam diri kitalah Yesus mati tersalib, supaya kita juga dapat merasakan keselamatan dari darah Yesus yang tercurah itu. Setiap orang yang meratapi dosa dan pelanggaranNya dihadapan Tuhan Yesus yang tersalib itu, maka Tuhan akan mencurahkan padanya roh pengasihan dan roh permohonan.

Roh Pengasihan
Tuhanlah yang menyediakan kasih karuniaNya untuk kita nikmati, kita mendapatkan keselamatan dan sukacita bukan karena kekuatan, kemampuan kita, semuanya adalah karena kasih karunia Tuhan. Tuhan yang menyediakan kebaikanNya kepada kita. Tuhan menyediakan pengampunan dosa supaya melalui itu kita dapat merasakan segala kebaikan Tuhan dalam hidup ini.

Roh Permohonan
Yaitu kekuatan dari Tuhan yang akan memampukan kita menghidupi kasih karunia Tuhan. Walaupun di depan kita telah disediakan Tuhan segala kebaikanNya untuk dinikmati, tetapi belum tentu semua orang mau untuk datang menikmatinya. Sebab ada orang yang merasa tidak membutuhkan Tuhan, karena menganggap kekuatan dan kemampuannya dapat membuat dia senang dalam hidupnya. Walaupun salib Kristus telah tertancap di muka bumi ini, tidak semua orang mau datang melihat dan sujud di hadapan Tuhan yang Maha Pengasih itu, sebab menganggap itu adalah kebodohan dalam pikirannya.

Namun bagi setiap orang yang mau datang ke hadapan Tuhan yang tersalib itu, meratapi dosa dan kesalahannya, Tuhan akan mencurahkan roh permohonan, yaitu Roh Kudus yang akan menuntun kita mendapatkan jalan, pengertian untuk menikmati segala kebaikan Tuhan.

Ketika masalah datang, kita tidak menjadi panik dan kawatir, sebab ada Roh Permohonan yang akan menuntun kita mendapatkan jalan dan jawaban atas masalah kita. Ketika kita mendapatkan sukacita, kita mengetahui dari mana asalnya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Roh Tuhan akan menuntun kita untuk meminta, mencari dan mengetok kepada dan ditempat yang tepat, yaitu hanya di dalam Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kita.

Mazmur 133 | Kesatuan dalam kasih Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 133
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Mazmur ini termasuk nyanyian ziarah (Mazmur 120-134) yang kerap dinyanyikan oleh para peziarah yang naik ke bukit Sion untuk merayakan hari raya. Melalui Mazmur ini peziarah menyatakan sukacita mereka yang satu hati dan satu tujuan untuk menghadap hadirat Tuhan. Mazmur ini berasal dari Daud yang menyatakan besarnya berkat Tuhan yang diperoleh dari hidup rukun.

Indahnya kesatuan di dalam kasih Tuhan
Daud yang memiliki banyak anak dan istri, sangat mengharapkan agar keturunannya dapat hidup dengan rukun. Demikian juga keduabelas suku Israel supaya semakin kompak dan tidak lagi hanya mementingkan diri sendiri, sebab Tuhan telah memberikan kepada mereka seorang raja untuk memimpin umat Israel.

“alangkah baik dan indahnya”. Betapa baik dan indahnya kesatuan itu, membawa sukacita dan mendatangkan kebaikan, karena itulah yang dikehendaki oleh Tuhan.
“Diam bersama dengan rukun” yaitu kesatuan di dalam kasih. Supaya setiap orang merindukan terciptanya kesatuan dan memberikan diri untuk mengutamakan kesatuan karena kasihnya kepada sesama. Betapa indah persekutuan yang diikat dalam kasih Tuhan, sebagaimana Tuhan Yesus katakan “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18: 20). Kerukunan yang baik dan indah itulah yang dikehendaki oleh Allah dari kita sebagai saudara di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Yang menjadikan kita satu di melalui darah Kristus yang menjadikan kita anak-anak Allah.

Seperti minyak yang baik
Yaitu minyak yang mahal dan harum yang dipakai saat pentahbisan seorang imam (2 Musa 29). Bahwa kesatuan di dalam kasih itu adalah pemberian yang kudus dan berharga dari Tuhan. Supaya kasih kesatuan itu menyebarkan harum dari umat Tuhan. Adalah kudus dihadapan Tuhan hati yang mau menciptakan kesatuan di dalam kasih Tuhan.

Tuhan memberkati kita melalui Roh Kudus yang mempersatukan umatNya (Efesus 4: 1-6) sebagai minyak yang baik yang kudus yang berasal dari Tuhan. Roh Kudus-lah yang mempersatukan kita di dalam persekutuan di dalam jemaat Tuhan yang kudus. Sebagaimana doa Tuhan Yesus “Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yoh. 17:11). Ketika kita mau tunduk di bawah kuasa Roh Kudus, maka Roh Kudus akan berbuah dalam diri kita menghasilkan “Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan” (Galatia 5:22; Kolose 3: 12)

Seperti embun gunung Hermon
Karakter dari gunung Hermon adalah gunung yang bersalju menjadi sumber embun yang turun ke gunung-gunung Sion yang tandus. Kita dapat melihat bahwa embun itu adalah lambang dari berkat Tuhan (Hosea 14:6) yang turun sampai kepada orang yang hidup dalam kasih.
Orang yang dengan sungguh-sungguh mau mewujudkan kesatuan dalam kasih Tuhan adalah orang yang diberkati. Yang akan senantiasa merasakan kebaikan Tuhan yang turun dalam hidupnya, dan berkat yang terbesar pun diterimanya, yaitu kehidupan untuk selama-lamanya.

Bisa saja kita membentuk suatu persekutuan ataupun kita duduk diam bersama dengan teman, namun hal itu tidak akan menjamin terwujudnya kesatuan dalam kasih. Bahkan dalam hubungan keluarga dekat sekalipun tidak akan menjamin tercipta suasana hidup rukun.

Kesatuan hidup rukun adalah anugerah Tuhan yang berasal dari atas. Seperti minyak yang baik turun sampai ke leher jubah dan seperti embun di gunung Hermon turun sampai ke gunung-gunung Sion. Berkat Tuhan yang memberikan kesatuan itu adalah melalui pencurahan Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya. Dengan menerima kuasa Roh Kudus bekerja dalam diri kita, maka kita menerima berkat kesatuan dalam kasih itu bekerja dalam diri kita dan akan menghasilkan buah yang baik bagi diri kita dan juga bagi persekutuan kita. Sebagaimana diajarkan pada kita di Efesus 5: 2 “dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”

Galatia 5: 13-15 | Kemerdekaan Orang Kristen

Bacaan Firman Tuhan: Galatia 5: 13-15
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.


Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah menerima kemerdekaan yang sejati. Tidak lagi berada di bawah kuasa dosa (Yohanes 8:34-36) dan kita juga telah dimerdekakan dari kungkungan hukum Taurat (Kis. 15: 6-110). Untuk menerima kemerdekaan itu, Tuhan Yesus telah membayarnya dengan harga yang mahal, yaitu nyawaNya.

Paulus dalam suratnya mengingatkan bahwa kemerdekaan itu jangan disalahgunakan, menjadi kemerdekaan untuk saling membinasakan, tetapi biarlah kemerdekaan itu berbuah kasih yang murni yang berasal dari iman.

Mewujudnyatakan iman dalam konteks sehari-hari, iman itu tidak kaku namun benar-benar dinamis. Sebab bagi kita Roh Allah telah dicurahkan untuk bekerja dan berkarya dalam hidup kita (2 Kor. 3: 17). Penyataan sikap dan perbuatan kita bukan mengacu dan berpedoman pada aturan-aturan tertulis yang kaku, tetapi hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15: 5). Hubungan yang intim dan ‘tak terpisahkan seperti pohon dan rantingnya, inilah yang menggerakkan kita untuk menghasilkan buah.

Secara sederhana dapat kita contohkan, ada atau tidak ada tulisan larangan membuang sampah, kita pasti tidak akan membuang sampah sembarangan. Perilaku kita tidak membuang sampah sembarangan bukan karena aturan yang melarang tetapi karena kita tahu bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah perilaku yang baik. Itulah sikap dan perilaku orang yang merdeka.

Hubungan yang intim dengan Tuhan akan menggerakkan kita melakukan firmanNya dalam hidup kita. Hubungan kita dengan Tuhan bukanlah hubungan yang kaku, tetapi kita berjalan dan bekerja bersama dengan Tuhan. Hubungan yang intim dengan Tuhan akan membuahkan kasih yang tulus murni kepada Tuhan dan sesama.

Kisah Para Rasul 10: 44-48 | Roh Kudus memberi pengertian dan pertumbuhan


Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 10: 44-48
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

Memasuki hari raya Pentakosta, kita diingatkan kembali tentang kehadiran dan pekerjaan Tuhan di dalam hidup ini. Roh Kudus adalah pemberian yang dicurahkan oleh Tuhan bagi kita sebagai tanda bahwa Tuhan diam di dalam kita (bnd. Yoh. 14:17). Melalui nas ini kita akan lebih memahami jauh peran dan kuasa Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita.

Ketika Petrus masih berkhotbah di hadapan Kornelius dan orang yang ada disitu Roh Kudus bekerja memberikan pemahaman dan pengertian yang baru kepada umat ketika itu, mereka semakin mengenal dan memahami kehendak Tuhan, bahwa Tuhan bekerja dan menyelamatkan seluruh bangsa.

Melalui nas ini kita akan semakin memahami pekerjaan Roh Kudus di tengah-tengah kehidupan kita.

1.      Hikmat dan Pengertian
Ketika kita bersedia untuk membuka diri pada firman Tuhan, maka kuasa Roh Kudus akan bekerja dalam diri kita untuk dapat mengerti dan memahami maksud dan pekerjaan Tuhan dalam hidup ini. Hal ini dapat kita lihat pada nas ini, setelah Petrus selesai bekhotbah, kuasa Roh Kudus bekerja pada orang-orang yang mendengarkannya dan memberikan diri untuk menerima baptisan.

Hikmat dan pengertian dari Tuhan sangatlah kita perlukan dalam hidup ini. Sesungguhnya banyak hal yang diperbuat Tuhan dalam kehidupan kita dan banyak juga hal-hal dalam kehidupan ini yang terkadang tidak dapat kita mengerti jika hanya mengandalkan pengertian kita sendiri.

Untuk dapat memahaminya, hanya ada satu cara, yaitu membuka diri menerima Roh Kudus bekerja dalam diri kita. Kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja dan berada bersama dengan kita, namun kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk merasakan dan melihat sungguh Allah beserta dengan kita.

2.      Membangun dan menumbuhkan Iman
Dari nas ini dapat kita lihat bagaimana Tuhan dengan kuasa Roh KudusNya bekerja dan menguasai orang yang mendengar khotbah Petrus. Kita dapat melihat bahwa iman di bangun dan ditumbuhkan oleh kuasa Roh Kudus, bukan karena kekuatan dan kemampuan manusia.
Jika ditanyakan pada kita, “apakah engkau percaya kepada Tuhan Yesus?” Tentu jawab kita “percaya”. Namun apakah cukup hanya sebatas itu? Iman percaya kita kepada Tuhan Yesus ibarat pohon yang akan terus bertumbuh hingga menghasilkan buah. Iman itu harus terus bertumbuh supaya iman kita setiap saat semakin dewasa.

Maka Roh Kudus akan menuntun kita pada kedewasaan iman. Tanpa kuasa penyertaan Roh Kudus mustahil kita bisa dewasa dalam iman. Ada banyak hal yang kita hadapi dalam hidup ini, baik suka maupun duka, tanpa Roh Kudus maka kita akan terjebak pada situasi yang ada. Ibarat Pohon yang kerdil tanpa pertumbuhan karena kekeringan atau genagan air yang berkepanangan.

Roh Kudus akan memelihara iman kita bertumbuh dengan baik saat kita menghadapi suka ataupun duka. Baik kita sedang berhadapan dengan suka ataupun duka, kuasa Roh Kudus akan memampukan kita untuk memuliakan Tuhan.

Kisah Para Rasul 2: 1-21 Dengan Kuasa Roh


Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 2: 1-21
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

Memperingati hari Pentakosta, maka kita akan teringat kembali akan apa yang telah Tuhan Yesus janjikan “Roh Kebenaran, yang akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16: 13). Dan juga ketika Yesus akan terangkat ke sorga, Dia berkata “Tetapi, kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1: 7).

Maka, dapatlah kita melihat bagaimana karya Roh Kudus yang bekerja dalam kehidupan rasul-rasul dalam memberitakan Injil. Gereja mula-mula terus berkembang, semakin banyak yang percaya kepada Yesus di tengah tantangan yang begitu beratnya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus melarang mereka untuk meninggalkan Yerusalem sebelum menerima Roh Kudus yang di janjikan kepada mereka. Roh Kudus yang memenuhi kehidupan mereka telah menggelorakan semangat, penghiburan dan kekuatan untuk tetap memberikan Injil Kerajaan Sorga di tengah ancaman dan penolakan.

Kehadiran Roh Kudus para hari Pentakosta itu ditandai dengan turunnya bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah tempat orang-orang percaya berkumpul dan lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada semua orang percaya yang berkumpul (ay. 3, 4). Angin adalah gambaran yang secara umum dipahami terkait dengan Roh (Ibr: ruakh, Yun: pneuma, keduanya menunjuk pada angin, api, nafas, dan jiwa). Itulah sebabnya, gambaran dilanjutkan dengan lidah api yang menyala (ay 3).  Gejala ini menandai hadirnya kuasa Roh Kudus yang tidak kelihatan dan yang kelihatan. Roh inilah yang memampukan orang-orang percaya dapat menjalankan perutusannya, memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar kepada orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka yang mendengarkannya (ay. 4 – 11).

Sehingga pada hari raya peringatan hari Pentakosta ini, kita diingatkan kembali sebagai orang percaya yang telah ditebus oleh Yesus Kristus, tentang kehadiranNya dalam kehidupan kita. kehadiran Tuhan melalui Roh-Nya untuk membangkitkan semangat, kekuatan dan penghiburan kepada kita menjalani hidup ini. Tuhan memasuki kehidupan kita, agar Dia bekerja melalui kehidupan kita untuk menyatakan kuasaNya dalam dunia ini.

Dengan menerima kuasa Roh Kudus dalam hidup kita, maka kita melebur bersama FirmanNya, agar setiap aktifitas yang kita lakukan sehari-hari semata-mata adalah perbuatan untuk menjadikan kehendak Tuhan dan kemuliaan nama Tuhan. Kita hidup dan bergerak bersama-sama dengan FirmanNya, kehidupan kita adalah berita Injil indah dan baik untuk diterima dunia ini.

Yehezkiel 37: 1-14 | Akulah TUHAN


Bacaan Firman Tuhan: Yehezkiel 37: 1-14
Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."

Dalam kitab Yehezkiel kita akan menemui kalimat sering muncul yaitu “Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan”. Mengapa demikian? Sebab umat Israel telah kehilangan pengenalan akan Tuhan. Berulang-ulang Tuhan mengingatkan supaya bertobat namun mereka Yehezkiel penyampai firman Tuhan.

Tuhan hendak menuntun mereka menuju air kehidupan, namun mereka seperti domba yang tidak mengenal suara gembalanya. Tuhan ada bersama mereka, namun perbuatannya seperti orang yang tidak mengenal Tuhan.

Demikian juga kita, apa yang terjadi pada umat Israel ini dapat terjadi pada kita. Bisa saja kita seperti orang yang tidak mengenal Tuhan walaupun kita ibadah dan mendengar firman Tuhan. Firman Tuhan yang dia baca dan dengarkan tidak menyatu dengan sikapnya.

Maka sebagai umat Tuhan, kita diingatkan untuk serius mendengarkan suara Tuhan. Apapun yang hendak kita kerjakan dan apapun yang sedang kita hadapi, ingatlah seperti yang dituliskan rasul Paulus “Ujilah segala sesuatu, dan peganglah yang baik” (1 Tess. 5:21).
Dalam nas ini, kondisi umat Israel digambarkan seperti “tulang-tulang kering”. Kondisi umat yang sudah mati secara rohani, yang hilang harapan dan putus asa. Maka gambaran tentang tulang-tulang kering ini dapat kita lihat dari dua sudut pandang:

1.      Akibat
Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan menjadi tulang-tulang kering. Kematian adalah konsekuensi bagi orang yang membuat jarak atau orang yang menjauh dari Tuhan. Jika kita tidak mau lagi untuk di tuntun dan diarahkan oleh Tuhan. Maka Tuhan memberikan peringatan ‘silahkan jalani hidup semaumu’ supaya engkau mengenal bahwa akulah Tuhan.

2.      Kasih setia Tuhan
Namun sebaliknya dapat kita lihat, bahwa walaupun kelihatannya tulang-tulang kering itu tidak lagi berguna, namun Tuhan mengingatkan kita bahwa Tuhan dapat berbuat atas tulang-tulang kering itu sehingga hidup kembali.

Kehidupan yang digambarkan seperti tulang-tulang kering ini dapat kita jumpai dalam kehidupan ini. Bisa karena beratnya tekanan hidup, beratnya tantangan kehidupan membuat kita seperti tulang-tulang kering yang putus asa hilang harapan. Namun Tuhan berfirman bagi kita saat ini, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan karena kasihNya yang begitu besar bagi kita. Apapun Tuhan dapat lakukan untuk meneguhkan kita, untuk dapat menegakkan kita menjalani kehidupan ini.

Maka saat ini kita ditantang untuk menguji bagaimana kasih setia Tuhan pasti akan dapat membangkitkan kita dari keterpurukan. Ujilah betapa dahsyatnya kuasa Tuhan dalam hidupmu, sehingga engkau mengenal bahwa Akulah Tuhan.

***
Firman Tuhan bagi kita saat ini untuk menegaskan bagaimana Tuhan serius dan akan menepati setiap Firman yang keluar dari mulutNya. Pada satu sisi, firmanNya adalah ancaman yang menakutkan, namun di sisi yang lain kita melihat bagaimana komitmen kasih setia Tuhan yang pasti akan tergenapi.

Roma 8:6-11 | Roh yang menghidupkan


Bacaan Firman Tuhan: Roma 8: 6-11
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.



Nas ini hendak menghantar kita untuk mengingatkan dan mendalami kembali akan maksud dari “hidup”. Sebab jika kita mendalami nas ini, maka akan jauh bedanya hidup yang diartikan oleh dunia ini dengan hidup yang dimaksud oleh Tuhan.

Jika dunia ini mengatakan seseorang yang hidup itu: masih ada fisik, masih bisa bergerak, bekerja, bernafas, berfikir. Namun dihadapan Tuhan seseorang dikatakan hidup tidak hanya sebatas pengertian itu. Lebih dari situ pengertian seseorang dikatakan hidup. Sebab ada satu unsur yang terpenting yang harus dimiliki setiap orang barulah dia dikatakan hidup dalam arti yang sesungguhnya, yaitu dalam dirinya ada Roh Tuhan.

Itulah sebabnya dikatakan di ayat 6 “Keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera”. Maka inilah yang menjadi keunikan kita, yang membedakan kita dengan orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, bahwa dalam diri kita ada Roh Tuhan yang dicurahkan untuk kehidupan kita. Dari kehidupan daging tidak ada ubahnya kita dengan mereka, sama-sama bernafas, bekerja dan berusaha, namun dihadapan Tuhan yang terbilang orang yang hidup adalah yang dalam dirinya Roh Tuhan berdiam dan bekerja.

Itulah sebabnya jika kita menyimak Yehezkiel 37: 1-14 digambarkan orang Israel itu seperti “tulang-tulang kering”, walaupun mereka hidup secara daging, namun sesungguhnya mereka adalah mati seperti tulang-tulang kering. Sebab mereka hidup sesuai dengan keinginannya, hidup yang tidak ada ubahnya dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Hanya keinginan dagingnya saja yang terus dipelihara.

Sehingga tidak heran jika banyak orang saat ini mempertanyakan tentang “apa arti kehidupan”. Mereka mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi di ujungnya mereka mempertanyakan “apa arti dari semuanya ini?” yang didapatkan adalah kekosongan dan kesia-siaan.

Itulah sebabnya hikmat Salomo dalam kitab Pengkhotbah sudah mengingatkan kita “Hidup dibawah matahari adalah kesia-siaan” seperti menjaring angin. Salomo memiliki semuanya dalam kehidupannya, kekuasaan, harta melimpah, kesenangan duniawi, ratusan istri. Namun dia mengatakan “semuanya sia-sia”. Karena bukan itu yang membuat manusia menikmati hidupnya, tetapi hikmat Salomo mengatakan “Takutlah akan Tuhan”. Hanya itu yang dapat membuat kita menjalani hidup yang sesungguhnya, yang benar-benar menikmati hidup yang diberikan oleh Tuhan.

Tuhan Yesus mengatakan “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10: 10b). Kehadiran Yesus dalam diri manusia adalah untuk hidup berkelimpahan. Bukan karena dunia ini manusia menikmati hidupnya, tetapi karena Tuhan ada dalam hidupnya.

Maka firman Tuhan bagi kita saat ini hendak menggugah kita menjawab pertanyaan ini: “Apakah kita benar-benar hidup?” entah kita sebagai orang Kristen tidak ada ubahnya dengan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, atau bahkan mungkin kita seperti gambaran dalam kitab Yehezkiel hidup seperti “tulang-tulang kering?”

Adalah bijak jika kita mau untuk melihat perjalanan kehidupan yang kita telah lalui. Kemana sebenarnya kita membawa diri kita, keluarga kita, anak-anak kita. Ataukah tanpa kita sadari bahwa kita sedang membawa diri, anak dan keluarga kita ke jurang yang dalam.

Maka perlulah untuk kita menjawabnya dalam diri kita, apakah Tuhan sudah menjadi guru, mentor, pembimbing dalam hidup kita. Apakah diri kita menjadi guru, “hidup semau gue”, apakah dunia ini “apa yang dilakukan orang itu yang kita lakukan”; apakah Tuhan? Yang mau menguji segala sesuatu yang berkenan kepada Tuhan.

Walaupun hikmat Salomo mengatakan “hidup di bawah matahari adalah kesia-siaan” bukan artinya kita tidak lagi perlu mengejar harapan, cita-cita dan karir kita. Namun justru sebaliknya mari kita mengejar apapun selama kita diberikan Tuhan kesempatan, tetapi kejarlah semuanya dibawah bimbingan dan tuntunan Tuhan. Supaya apapun yang kita perbuat dan lakukan semuanya berguru pada Roh Tuhan.

Tuhan menempatkan Rohnya dalam diri setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah supaya kita “memiliki hidup dan damai sejahtera”. Yang Tuhan inginkan adalah apa yang terbaik dalam hidup kita. Bagaimana kita supaya menikmati hidup yang diberikan oleh Tuhan, kita bersukacita, kita memiliki damai sejahtera menjalani hari-hari hidup kita.
Seperti membaca sebuah buku, jika kita serius memperdalam ilmu sebuah buku. Namun ketika buku itu hilang dan lenyap, ilmu dari buku itu tidak akan pernah lenyap karena sudah ada dalam otak kita. Demikian juga hidup ini, apapun yang kita dapatkan dan raih dalam hidup ini pada akhirnya semuanya akan lenyap, tetapi hidup kita tidak akan lenyap bersama dengan dunia ini karena kita telah memiliki hidup yang sesungguhnya.

Maka orang Kristen itu dikatakan hidup, bukan karena dagingnya yang bergerak, tetapi karena dagingnya yang digerakkan oleh Roh Tuhan. Keinginan daging adalah maut, jangan terkecoh dengan nikmatnya dunia karena keinginan daging hanya akan membawa kesusahan, tetapi keinginan Roh akan membawa kita pada kehidupan dan damai sejahtera.

Roma 8: 14-17 | Dipimpin untuk bersama dengan Allah


Bacaan Firman Tuhan: Roma 8: 14-17
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah”

 Hidup rohani, umat yang percaya kepada Kristus Yesus yang dimerdekakan dari kuasa daging. Hidup yang dipimpin oleh Roh Allah dan juga sebagai anak Tuhan sebagai ahli waris dari Bapa di surga.

Berkat terbesar dari Tuhan atas kehidupan kita adalah Roh Kudus yang tercurah dari kuasa dan kemuliaan Tuhan. Sebagai wujud kehadiran Tuhan atas kehidupan umat percaya. Rencana Tuhan atas kehidupan manusia untuk melaksanakan pembaharuan atas kehidupan ini dinyatakan sepanjang kehidupan ini melalui kehadiran Roh Kudus.

Kehidupan manusia yang hidup dalam daging yang dipenuhi oleh keinginan dosa diterangi dan disucikan oeh Roh Kudus, supaya kita menanggalkan daging yang dikuasai oleh dosa dan memasuki kehidupan yang daging yang dikuasai oleh Roh Allah.

Penerimaan Roh Kudus dalam setiap pribadi akan sangat nyata jelas dalam kehidupannya. Sikapnya akan menyatakan apakah dia sebagai anak Allah atau sebagai budak dosa. Dari sikapnya akan terlihat jelas apakah dia sedang menuju pada kehidupan atau kebinasaan.

Kita dipimpin untuk bersama dengan Allah. Inilah kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita. Bersama dengan janji-janji Allah, bersama dengan Allah dalam setiap pergumulan dan kesulitan, bersama dengan Tuhan dalam kemuliaanNya.

Hidup bersama dengan Allah tentunya memiliki tantangan tersendiri, sebab kita masih hidup dalam daging. Walaupun demikian, tantangan bukanlah halangan tetapi motivasi. Semuanya tergantung keputusan kita mau bersama dengan Tuhan atau tetap menjadi budak keinginan dunia yang fana ini.

Bersama Tuhan bukanlah maksudnya kita harus menderita, kita menderita ketika melihat dari sisi duniawi, namun jika kita mengacu pada nas ini kita akan melihat sungguh berlimpah sukacita yang dapat kita rasakan jika hidup bersama dengan Tuhan.

Roh Kudus yang dicurahkan bagi umat percaya adalah untuk kebaikan dan kehidupan. Suatu kuasa yang berasal dari sorga untuk menyempurnakan kehidupan kita menjalani kehidupan. Menerima kehadiran Tuhan atas kehidupan kita bukanlah suatu penampakan yang formalitas, tetapi akan mengalir dalam hati, pikiran dan perbuatan kita.

Mazmur 104: 24-35 | Tuhan Mencipta dan Membaharui


Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 104: 24-35
“Apabila Engkau mengirim RohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”
Mazmur ini mengarahkan kita melihat kemuliaan Tuhan yang agung melalui segala ciptaanNya yang ada. Segala sesuatunya sungguh sempurna dijadikan Tuhan. Manusia tidak dapat menggapai hikmat Tuhan dalam mencipta segala sesuatu. Walaupun manusia mempelajari dan menganalisa segala sesuatu yang ada dan mencari tahu asal mula segala sesuatunya, namun pemazmur menyatakan bahwa Tuhanlah kunci kehidupan, di ayat 30 dikatakan: “Apabila Engkau mengirim RohMu, mereka tercipta”. Maka sumber kehidupan itu adalah Tuhan dan Tuhan jugalah yang menentukan segala sesuatunya.

Setiap ciptaan Tuhan memiliki peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan maksud dan rencana Allah. Segala sesuatunya tidak berdiri sendiri dan hidup sesuai dengan keinginannya. Tetapi penciptalah yang mengetahui dan yang mengatur menjadi kebaikan bagi seluruh ciptaanNya.

Maka Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu menjadi ancaman bagi kehidupan ciptaan yang lainnya. Maka kita sebagai manusia memiliki tanggungjawab atas ciptaan Tuhan yang lainnya dan juga kita tidak dapat mempersalahkan alam jika terjadi bencana. Tuhan juga tidak menjadikan segala sesuatunya untuk disembah dan membuat baginya berhala. Bukan ciptaan itu disembah, tetapi penciptalah yang harus kita sembah.

Itulah sebabnya diakhir mazmur 104 ini dengan tegas dikatakan “Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah prang-orang fasik tidak ada lagi”. Dalam arti ancaman bencana dalam kehidupan ini bukan berasal dari alam ataupun dari Tuhan tetapi orang berdosa dan orang fasiklah yang akhirnya membuat bencana atas kehidupan ini.

Kemudian mazmur ini juga menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya mencipta, tetapi juga Ia juga memperbaharui kehidupan ini (ay. 30). Tuhan sangat mengasihi seluruh ciptaanNya terlebih pada kita manusia, supaya dosa tidak lagi mengancam kehidupan manusia. Tuhan memperbaharui kehidupan ini melalui Yesus Kristus, dengan RohNya yang kudus dicurahkan kepada setiap orang yang percaya.

Roh Kudus dicurahkan pada kita agar kita hidup di bawah kuasa perlindungan dan penyertaan Tuhan. Roh Tuhanlah menjadikan kehidupan, maka RohNyalah yang dapat memelihara kehidupan kita.

Yohanes 14: 23-29 | Tuhan ada dalam diriku


Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 14: 23-29
“Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu”
Melalui nas ini kita diberikan pemahaman tentang eksistensi pribadi Allah ditengah-tengah kehidupan murid-muridNya ataupun dalam kehidupan umat percaya. Dinyatakan pada kita bagaimana kasih dan keperduliaan Tuhan yang begitu besarnya pada kita manakala Tuhan Yesus harus menyatakan kata-kata perpisahan kepada murid-muridNya, supaya jangan takut menjalani kehidupan ini.

Perpisahan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus bukanlah perpisahan selama-lamanya. Hanya rencana Tuhan atas kehidupan ini harus dinyatakan. Bahwa tidak untuk selamanya Tuhan akan bersama-sama dengan manusia itu secara daging, tetapi Yesus harus menyatakan rencanaNya hingga berkorban untuk penebusan dosa manusia dan juga kembali ketempatNya yang kudus.

Justru hal ini akan lebih mendekatkan Diri Tuhan kepada umat yang percaya manakala Dia harus berpisah kepada kita secara badani, sebab kuasa Allah akan semakin nyata ketika Tuhan Yesus kembali pada kemuliaanNya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan di ayat 28 “Sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”.

Maka Firman Tuhan menyerukan pada kita supaya sungguh-sungguh kita mempercayai kasih, kekuatan, kuasa dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Bahwa hingga saat ini Tuhan tetap menemani dan menyertai kehidupan kita.
Kita bisa merenungkan dalam kehidupan kita, bagaimana keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita.

1.      Roh Kudus (ay. 26)
Tuhan hadir menyertai kita bukanlah secara daging, tetapi Tuhan mencurahkan RohNya kudus sebagai penyataan kehadiranNya dalam hidup kita. Roh Kudus akan bekerja dalam kehidupan kita untuk mengajar dan mengingatkan kita dalam hidup ini.
Ketika kita menyampaikan permohonan melalui doa kita kepada Tuhan, maka Roh Kudus akan membuka jalan dan hikmat pada kita untuk mendapatkan jawaban atas doa kita.
Maka hendaklah kita peka mendengarkan tuntunan Tuhan bukan dari telinga tetapi dari dalam hati.

2.     Menuruti Firman Tuhan (ay.23)
Jika kita hidup dalam tuntunan Firman Tuhan, itulah tanda bahwa kita mengasihi Tuhan dan tanda Tuhan bersama-sama dengan kita. Firman Tuhan menjadi petunjuk dan hikmat dalam menjalani kehidupan. Sehingga kita menjalani kehidupan ini bukan diarahkan oleh apa yang dikatakan manusia, iblis maupun dukun.

3.     Damai Sejahtera yang diberikan Tuhan (ay.27)
Penyataan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita juga nyata ketika ada damai sejahtera menguasai hidup kita. Ada keyakinan akan kuasa Tuhan, ada sukacita walau apapun yang terjadi dalam kehidupan ini. Ketakutan,kebencian, dendam, sakit hati jauh dari kita. Di dalam 2 Timoteus 1: 7 dikatakan “ Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melaikan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”. 

Markus 7: 24-37 | Tuhan Pulihkan Hidupku


Bacaan Firman Tuhan: Markus 7: 24-37
“Ia menjadikan segala-galanya baik”
Pada nas Firman Tuhan ini diberitakan tentang mujizat Tuhan Yesus melalui kesembuhan dua orang yang sakit. Pertama, tentang seorang ibu yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat. Mujizat diperlihatkan Tuhan Yesus hanya dengan kepercayaan perempuan Siro-Fenisia itu, yang tanpa dilihat dan di jabah, namun Yesus mengusir roh jahat itu dari jarak jauh. Kedua, menyembuhkan seorang yang tuli dan yang gagap. Yang ini berbeda dari yang pertama, sebab Yesus dengan jelas memperlihatkan langkah-langkah penyembuhan kepada fisik orang sakit itu.

Jika kita mempelajari ke dua orang sakit itu, ada kesamaan dari konsekuensi atau akibat dari sakit itu, yaitu putusnya komunikasi dengan orang lain. Jika orang yang dirasuki roh jahat, tentunya kalaupun berbicara, itu bukanlah ucapannya tetapi itu adalah perkataan setan. Demikian halnya dengan yang tuli dan yang gagap itu, dia tidak mampu mendengar apa yang orang lain ucapkan dan tidak pula dapat menanggapi dengan ucapan akan apa yang disampaikan orang lain.

Inilah pesan yang ingin disampaikan nas Firman Tuhan ini, mujizat kesembuhan yang diperbuat oleh Tuhan Yesus bukan hanya memperlihatkan kuasaNya sebagai penyembuh fisik manusia, tetapi ingin memperlihatkan pada kita kuasa ke-Mesiasan yang dimiliki oleh Yesus untuk menyembuhkan rohani manusia yang sakit yang menyebabkan putusnya hubungan/komunikasi manusia dengan Allah. Yesus menjadi perantara perdamaian manusia dengan Allah. Sebagaimana yang tertulis di Mazmur 103: 3 “Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu”.

Tuhan Yesus ingin menyembuhkan sakit yang diderita oleh manusia yaitu dosa. Supaya setiap yang percaya dan datang padaNya akan diberikan kesembuhan dari kuasa dosa yang membawa kepada kematian. Tuhan Yesus datang untuk menyembuhkan supaya kita memperoleh hidup yang dari Tuhan. Hidup sejati yang abadi.

Kerasukan Roh Jahat
Jika sekilas kita membaca ucapan Yesus kepada perempuan Siro-Fenisia itu, apalagi jika hubungkan dengan budaya ketimuran kita, yang mengatakan: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Mungkin kita akan tersinggung jika dikatakan kita “anjing”.

Ternyata perempuan itu tidak memperlihatkan sikap ketersinggungan, justru yang terjadi perempuan itu menanggapi dengan kepercayaan kepada kuasa Yesus "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Sehingga kita juga tidak langsung berpikiran yang aneh menanggapi ucapan Yesus ini. Sebab Yesus membaca situasi yang terjadi ketika itu, sebab Yesus berada pada posisi di rumah yang mungkin adalah rumah seorang Yahudi, sementara yang datang meminta kesembuhan itu adalah seorang perempuan dari kebudayaan Yunani yang bagi orang Yahudi adalah bangsa kafir.

Bagi orang Yahudi kata “anjing” adalah pemakaian kata untuk merujuk pada orang kafir, sementara bagi orang Yunani, kata “anjing” tidaklah selalu bermakna negatif, namun bagi mereka kata itu merujuk pada makna kesayangan (sebagaimana menyayangi binatang peliharaan).

Sebagaimana amanat agung Tuhan Yesus “kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8). Berita keselamatan dari Yesus adalah untuk seluruh manusia, bukan hanya kepada orang Israel saja. Namun ketika kedatangan perempuan itu, Yesus ingin menyatakan bahwa belum datang waktunya berita itu sampai kepada bangsa lain.



Namun demikian, Yesus melihat kepercayaan perempuan itu, walaupun saatnya belum tiba tetapi imannya sanggup menembus batas-batas kemanusiaan (bangsa, adat). Kepercayaannya kepada kuasa Yesus yang tak akan dapat dihalangi dan dibatasi, bahwa segala sesuatunya mungkin bagi Allah. Kelebihan dari perempuan itu adalah kemampuannya memahami ucapan/perkataan Yesus bukan seperti orang Farisi dan ahli taurat yang keras kepala dalam kebodohannya.

Sebagaimana pergumulan si ibu ini atas penyakit anak perempuannya, demikian juga banyaknya para orangtua saat ini yang bergumul akan roh-roh dunia yang merasuki hidup generasi muda saat ini. Kenakalan remaja, pergaulan bebas, seks bebas, narkoba dan juga kemajuan teknologi yang terus berkembang yang membawa generasi-generasi “anti sosial”.

Kita belajar dari ibu ini, yang dengan kesungguhan mau mempercayakan hidup anaknya kepada Yesus. Anak-anak kita butuh Tuhan Yesus, mereka butuh perlindungan Tuhan Yesus dan hanya Tuhan Yesus yang dapat menyembuhkan mereka dari kuasa roh-roh dunia yang merusak masa depan anak-anak kita.

Yang tuli dan gagap
Kepada yang sakit ini, jelas diberitakan kepada kita bagaimana perbuatan Yesus yang dengan praktek memperlihatkan kesembuhan kepada orang tuli dan yang gagap itu. Yesus membawa yang sakit itu sendiri kemudian memasukan jariNya ke teliga dan Ia meludah dan merabah lidah yang sakit itu. Yesus kemudian menarik nafas dan berkata “Efata”.

Diperlihatkan pada kita bagaimana sikap emosi kesedihan Yesus dengan tindakanNya kepada teliga dan lidah sambil bernafas panjang. Yesus berduka atas teliga manusia yang tidak terbuka untuk mendengar Firman Tuhan dan mulut manusia yang tidak terbuka untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Tuhan meyembuhkan kita:
Supaya bukan roh-roh dunia yang merasuki hidup kita, tetapi Roh Kudus yang member kehidupan
Supaya telinga kita terbuka mendengar suara Tuhan, bukan suara iblis
Supaya mulut kita terbuka memberitakan Injil dan memuji Tuhan, bukan memberitakan kejahatan dan keangkuhan dan kesombongan atas kekuatan diri sendiri.

Jangan Panik! Tuhan Beserta Kita


Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian,
roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN - Yesaya 11:2

Dalam perjalanan kehidupan kita masing-masing, akan selalu ada masa dan keadaan yang menuntut kita memutuskan pilihan maupun keputusan. Tetapi ternyata banyak orang yang akhirnya salah memilih pilihan maupun keputusan yang pada akhirnya berujung pada keadaan yang jauh semakin sulit. Kesalahan dalam memilih dan memutuskan sesuatu hal dalam hidup adalah akibat banyaknya bisikan-bisikan dan nasehat-nasehat yang simpang siur dalam hidup kita. Kesalahan dalam menimbang keadaan bisa akibat kita yang lebih mendengar perasaan dan pikiran kita.


Jika kita menyimak kembali bagaimana janji keselamatan dari Tuhan melalui Nabi Yesaya, bahwa Mesias yang akan dating ke dunia ini dikaruniai Roh hikmat, pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan dan takut akan Tuhan. Sebelum Yesus naik ke sorga, Ia telah menjanjikan akan memberikan Roh Kudus yang akan mendampingi dan menaungi kehidupan orang percaya untuk menjadi saksi-saksiNya (Yoh. 14:16-17; Kis. 1:8).

Roh itulah yang akan menolong dan membimbing umat percaya dalam kelemahannya. Roh itu yang akan membantu dan menolong umatNya mengenal dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita.

Kita harus mengakui bahwa kita memiliki kelemahan secara manusiawi, tetapi Tuhan dengan RohNya memiliki kekuatan ilahi yang akan menguasai hidup kita untuk memenangkan kehidupan ini. Keselamatan hidup yang diberkati oleh Tuhan adalah hidup yang dikendalikan oleh Tuhan. Melalui Roh yang dicurahkan kepada setiap orang percaya itulah kuasa ilahi dari Tuhan akan bekerja.

Roh kudus adalah anugerah Allah yang besar yang kita terima melalui Yesus Kristus. Yang akan memberikan kepada kita hikmat, pengertian, kekuatan dan semakin takut akan Tuhan. Roh Kudus yang akan menuntun kita menjadi orang Kristen yang benar. Yakni orang-orang yang selalu mendasari dan mengawali kehidupannya berdasarkan petunjuk Tuhan. Mungkin kita secara kasat mata sulit melihat bagaimana cara Roh Tuhan bekerja, tetapi Tuhan hidup, dan kuasaNya nyata membawa kita kepada jalan yang benar.

Menghadapi setiap keadaan dan masalah jangan gegabah mengambil keputusan, jangan panik, bingung dan takut. Tuhan ada bersama kita yang siap menuntun dan mengarahkan kehidupan kita.

STOP!!! Jangan melangkah dan putuskan sesuatu apapun
sebelum meminta pertolongan dan petunjuk Tuhan.

LANJUNTKAN...JANGAN TAKUT BERBUAT
Jika kita sudah berserah kepada Tuhan

Markus 1: 21-28 | "Ya" Kepada Roh Kudus, "Tidak" untuk roh jahat


Bacaan Firman Tuhan: Markus 1: 21-28

Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya:
"Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa.
 Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." (Markus 1:27)

Pelayanan Yesus di bumi hanya berlangsung selama tiga setengah tahun, namun dalam waktu-waktu itu, perkataanNya mengherankan orang-orang, mengubah hati, dan pada akhirnya menjungkir-balikkan dunia. – Max Lucado

Ketika Yesus di Kapernaun dan ketika tiba hari sabat membuat orang-orang yang sedang berada di rumah ibadat itu takjub melihat kuasa Yesus melalui pengajaran dan juga ketika Ia menundukkan roh jahat yang merasuki seseorang (ay. 22, 27).

Kuasa Yesus yang nyata dalam situasi tersebut memperlihatkan bahwa kehadiran Yesus ke dalam dunia ini adalah kehadiran kuasa Allah untuk memperbaharui kehidupan manusia untuk membawa pembebasan dari kuasa dosa. Jika kita menyimak bagaimana respon dari orang-orang yang melihat ketika itu yang mengatakan “Apa ini? Suatu ajaran baru”, kuasa Yesus yang dinyatakan dalam peristiwa itu memperlihatkan bahwa kuasaNya telah memisahkan manusia itu dari roh-roh jahat yang ada dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Pada peristiwa ini, terlihat otoritas kuasa Yesus yang akan mengajar dan menyelamatkan kehidupan manusia.

Roh jahat yang merasuki seorang yang ada dalam rumah ibadat itu tidak menghendaki kehadiran Yesus, namun roh jahat tersebut tidak memiliki daya untuk menolak maupun melawan perintah Yesus untuk menyuruhnya keluar dari tubuh yang dirasukinya. Pekerjaan roh-roh jahat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia hingga saat ini, tetapi kita diyakinkan dan diteguhkan bahwa ada kuasa yang dapat menghalau dan membentengi kita dari pekerjaan roh-roh jahat yaitu kuasa Firman Tuhan yang telah dinyatakan bagi kita di dalam Yesus Kristus.

Roh-roh jahat itu bekerja hingga saat ini untuk merasuki dan menjerat kita masuk dalam rancangan-rancangan yang jahat untuk mengacaukan kehidupan ini. Seharusnya kita mengatakan “Tidak” untuk kebencian, amarah, balas dendam, nafsu duniawi. Bukankah kita seharusnya mengatakan “Ya” untuk mengasihi, mengampuni, menolong? Manakah yang kita katakan “Ya” dan “Tidak”?

Tuhan Yesus mengatakan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18). Tuhan Yesus telah menyatakan kuasaNya yang besar atas kehidupan ini. Namun apakah kita telah memberikan otoritas penuh kepada Tuhan atas kehidupan kita? Jika “Ya” maka kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan Tuhan dari roh-roh jahat itu, dan kita adalah orang-orang yang telah di kuasai oleh Roh Kudus.

Kesungguhan kita menerima Yesus akan membuat kita takjub, semakin kita mengenalNya, merendahkan diri pada pengajaranNya semakin kita kagum oleh kuasaNya. Setiap peristiwa yang kita hadapi selalu ada yang baru yang membuat kita takjub kepada Tuhan. Sebab Tuhan berfirman bagi kita adalah dengan penuh kuasa.

Perkataan Kristus – perumpamaan, doa, percakapan. Sangat berkuasa. Kebenaran yang kekal. Biarkan pesan yang telah mengubah dunia ini mengubah hidup Anda selamanya.
 – Max Lucado

Tuhan Tuntun ke Jalan Yang Benar

Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 16: 4-15
Kitab bacaan Kita ini dinamakan "Kisah Para Rasul", perjalanan penginjilan yang dilakukan oleh para Rasul tercatat dalam kitab ini. Tetapi yang menarik bahwa dalam perjalanan penginjilan itu kita dapat membaca bahwa ternyata yang bekerja adalah Roh Kudus. TUHAN yang menuntun para Rasul dalam perjalanan penginjilan tersebut. Keberhasilan penginjilan itu bukanlah karena kehebatan para rasul, namun TUHAN yang bekerja atas para Rasul.

Pada awalnya perjalanan penginjilan Paulus akan bergerak ke Asia, namun TUHAN memiliki rencana lain, dan melalui tuntunan Roh kudus mereka akhirnya menuju Makedonia. Bahagian kecil perjalanan Paulus dalam bacaan kita ini, kita belajar bagaimana kuasa Roh Kudus bekerja untuk penyebaran Firman TUHAN. Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus tidak terlepas dari intervensi Tuhan. Kita dapat membaca, bagaimana Roh Kudus bertindak untuk “mencegah” (6), “tidak mengizinkan” (7), namun Roh Kudus menunjukkan jalan yang harus mereka lalui (9).

Pertanyaan yang menjadi perenungan kita "Apakah kita dapat seperti Paulus yang peka mendengar dan tunduk dibawah tuntunan Roh kudus?". Perjalanan penginjilan Paulus ini menjadi perenungan bagi kita dalam perjalanan kehidupan ini. Sebab inilah kuasa yang besar dari Tuhan, sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan Yesus yaitu Roh kebenaran (Yoh. 16: 13) yang akan menuntun dan menunjukkan jalan kebenaran bagi orang yang percaya untuk menyatakan kuasa Allah dalam hidup kita. Dengan kuasa Roh Kudus, kita tidak disesatkan oleh kuasa-kuasa iblis, nafsu duniawi yang membawa kita jauh dari kebenaran Tuhan.

Penghambat bekerjanya Roh Kudus dalam kehidupan kita tidak lain adalah dari diri kita sendiri. Karena kuatir, bimbang sampai kita mengesampingkan kuasa Tuhan dan lebih memilih pikiran, kekuatan kita dan bahkan kekuatan duniawi yang lebih kita utamakan.
Dalam tuntunan Roh Kudus, biarkan rencana Tuhan yang terjadi dalam hidup kita, dengan tetap teguh daya percaya pada Firman Tuhan.
Tidak selamanya masalah menjadi penghalang, sebab Tuhan sedang menuntun ke jalan yang benar. Tetapi jika masalah itu menjadi penghalang, maka Tuhan yang akan campur tangan.

Roma 8: 26-30; Allah Turut Bekerja Mendatangkan Kebaikan Kita
Bacaan Firman Tuhan: Roma 8: 26-30
Jika kita membaca dari permulaan pasal 8, Rasul Paulus menegaskan bahwa kita yang telah dimerdekakan oleh Kristus dari kuasa dosa supaya kita tidak lagi hidup oleh daging, tetapi kita hidup oleh kuasa Roh Allah yang menjadikan kita anak-anak Allah. Walaupun kita masih hidup dalam tubuh yang fana, namun kita telah menerima Roh yang memimpin kita kepada kehidupan sesuai dengan janji-janji Allah.

Hidup di dalam Roh Allah, tidak lagi hidup dalam ketakutan yang walaupun kita dengan segala mahluk masih sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin (ay.22). Dalam kelemahan kita, Roh Kudus akan memampukan kita, sebab kasih Allah dicurahkan dalam hidup kita melalui Roh Kudus (bnd. Rm. 5:5; 1 Kor. 3:16, 6:19).

Dalam nas khotbah ini, Paulus menyatakan bahwa kuasa Roh Kudus dalam kehidupan anak-anak Allah jauh lebih dalam lagi. Ketika anak-anak Allah menghadapi pergumulan yang begitu sangat berat, sampai kita tidak lagi dapat mengucapkan keluhan-keluhan dengan kata-kata yang bisa kita ungkapkan kepada Tuhan, maka Roh-lah yang akan berdoa untuk kita (ay.26). Dari sini kita dapat memahami bahwa kesatuan dan keintiman kita dengan Allah jauh lebih dalam lagi tanpa dibatasi oleh tubuh yang fana ini, sehingga tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Pergumulan dan penderitaan tidak akan membatasi kesatuan kita kepada Allah, apapun yang boleh terjadi dalam kehidupan ini, tidak akan pernah memisahkan kita dari kasih Allah.

Dalam menghadapi pergumulan dan tantangan hidup, kita diingatkan akan panggilan iman kita kepada Tuhan yakni menjadi sama dengan Kristus, sesuai dengan rencana Allah. Roh akan menuntun kita untuk hidup dalam panggilan kita untuk terus berusaha menjadi sama seperti Kristus (ay. 29). Sehingga kita akan terus di tuntun oleh Roh Kudus dalam proses perubahan menjadi serupa dengan Kristus yakni dalam tindakan, perbuatan dan gaya hidup Kristus. Dalam panggilan itu kita akan dibenarkan dan masuk dalam kemuliaanNya yang kekal (1 Ptr. 5:10).

Tuhan memanggil kita adalah dengan panggilan yang kudus (2 Tim. 1:9). Yang telah dipanggil harus hidup dalam panggilan itu, yakni hidup dalam bimbingan Roh dan bukan lagi mengikuti keinginan dosa. Sehingga ada dua panggilan, yakni panggilan lahiriah yakni yang mendorong manusia mengakui Kristus (Mat. 22:14) dan panggilan batiniah yakni mendorong manusia memiliki Kristus (Kis. 16:14). Panggilan lahiriah hanya akan mengekang orang untuk berdosa, namun panggilan batiniah akan mengubah seseorang menjadi sama seperti Kristus.

Dari sinilah kita dapat memahami bahwa: “bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”. Roh Kudus akan bekerja menuntun kita untuk mengubah hidup menjadi serupa dengan Kristus. Ayat tersebut akan menjadi bahagiaan dan milik anak-anak Allah yang mau dituntun oleh Roh kudus, apapun yang boleh dilaluinya dalam hidup akan mendatangkan kebaikan padanya. Seberat apapun kondisi yang kita lalui, Allah akan senantiasa bekerja mendatangka kebaikan bagi mereka yang mau hidup dalam tuntunan Roh.

Tuhan hadir dalam kehidupan kita untuk mendatangkan kebaikan bukan kesusahan ataupun penderitaan. Namun demikian, sekalipun kita akan melalui kesusahan dan penderitaan, kita sedang berjalan menuju kebaikan yang dirancangkan oleh Allah dalam kehidupan kita dengan kasih setiaNya. Ataupun kita memiliki harta kekayaan sedikit atau banyak, Allah akan mendatangkan kebaikan bagi kita melalui harta kekayaan yang ada pada kita. Yang pasti bahwa Allah akan mengubah segala sesuatunya menjadi kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Maka kita akan menyadari bahwa apapun yang boleh terjadi, ada penyertaan Tuhan yang memimpin kita kepada kebaikan. Sehingga jangan lari, mengeluh, takut terhadap masalah dan realita yang ada di hadapan kita, sebab Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya berjalan sendiri.

Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran
 bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya  dan peringatan-peringatan-Nya.
Mazmur 25:10

Roh Kudus Memampukan Kita Mengasihi Semua CiptaanNya (Mazmur 104: 24-34)
Tidak akan pernah habisnya jika kita membicarakan keagungan karya ciptaan Tuhan atas seluruh kehidupan ini selain kita hanya mampu untuk bersyukur dan memuji kebesaranNya. Mulai dari sesuatu yang terkecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata sampai kepada yang benda-benda terbesar, Tuhan menyusun sedemikian rupa hingga tercipta harmonisasi kehidupan.


Dalam nyanyian Mazmur ini kita dapat menyaksikan bagaimana Allah diagungkan sebagai pencipta yang sungguh besar, bahwa kehidupan dalam alam semesta adalah bersumber dari Dia saja, dengan memberikan roh-Nya segala sesuatunya hidup. Sehingga pemazmur menyatakan selama hidupnya biarlah ia bernyanyi bagi Tuhan.


Oleh sebab keagungan ciptaan Tuhan akan alam semesta Tuhan sungguh sangat bersukacita atas semua ciptaanNya (ay. 31). Semua alam ciptaan hidup sesuai dengan rencana dan kehendakNya, semuanya hidup sesuai dengan pemeliharaan Tuhan saja (ay. 27). Semua alam ciptaan taat dan hidup dalam pemeliharaan Tuhan adalah sebab mereka menerima kehidupan yaitu roh Allah.

Bagaimana dengan kita manusia, sebagai mahluk ciptaan yang mulia? Adakah Tuhan juga bersukacita atas kehidupan kita? Bahkan lebih dari itu manusia bahkan telah merusak alam yang membuat Allah bersukacita. Bahwa sudah banyak manusia yang menjadi perusak tatanan kehidupan alam dan juga diantara manusia itu sendiri.

Melalui peringatan Pentakosta, kita diingatkan kembali supaya kita sebagai orang percaya menghargai dan menghormati kehidupan yang telah diciptakan oleh Allah. Ketaatan dan kesetiaan kita kepadaNya hanyalah boleh terjadi ketika kita memiliki pengenalan akan Tuhan dengan baik dan itu hanya dapat dilakukan oleh kuasa Roh Kudus dalam hidup kita. Ketika kita melihat alam semesta dan segala mahluk yang hidup di muka bumi ini, maka kita pun akan memuliakan Tuhan pencipta, terlebih jika kita melihat sesama kita manusia yang sama-sama kita adalah mahluk ciptaan Allah yang mulia sudah selayaknya kita memuji kebesaran Tuhan.

Sebagai manusia ciptaan Tuhan kita semua memiliki ciri-ciri yang berbeda, dari warna kulit, bahasa, bentuk wajah, dan sebagainya. Namun disinilah kita dapat melihat keagungan Tuhan sebagai pencipta, yang walaupun kita berbeda namun kita sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Bagaimana kita sebagai orang percaya mensyukuri ini semua? Hanya dengan menerima Roh Kudus bekerja ditengah-tengah kehidupan kita mampu untuk mensyukuri kehadiran orang lain disekitar kita. Jika Tuhan hadirkan orang lain disekitarmu itu adalah untuk disyukuri bukan untuk dimusuhi. Sekalipun kehadirannya terkadang membuat kita marah karena perbuatannya yang tidak baik. Tetapi ingatlah! Perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat. Dan itu hanya boleh terjadi ketika kita sungguh-sungguh menerima Roh Kudus bekerja dalam hidup kita. Amin

Roh Kudus Memampukan Kita Menyatakan Kasih Allah (1 Korintus 12: 3-13)

Bacaan Alkitab: 1 Korintus 12: 3-13
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).

Kesatuan itu adalah pekerjaan dari Roh Allah untuk menyatukan orang percaya menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Sehingga Roh Kudus dicurahkan kepada umat yang percaya bukan untuk dimemegahkan diri atas karunia yang diberikan kepadanya namun untuk menyatakan kuasa Allah dalam diri umat yang percaya dengan bersama-sama dapat menyatakan baik melalui perkataan maupun dengan perbuatan bahwa “Yesus adalah Tuhan” (1 Kor. 12: 3; 1 Yoh. 4:2).

Melalui Roh Kudus umat percaya dapat memperoleh bermacam-macam karunia rohani yang semuanya adalah menjadi kesaksian akan kuasa Allah dan bukan untuk meninggikan diri maupun menyatakan orang lain lebih rendah. Sehingga ketika kita mau menerima Roh Kudus bekerja, maka kuasa Allah bekerja melalui pemberian berbagai karunia untuk menyatakan pekerjaan Allah dalam diri kita sebagaimana kita adalah “Tubuh Kristus”.



Memperingati hari Pentakosta sebagai mana janji Tuhan Yesus yang akan memberikan Roh Kudus (Yoh. 14:15-23), kita disenantiasa di ingatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti bekerja ditengah-tengah kehidupan kita. Ia adalah yang awal dan yang akhir, melalui pencurahan Roh Kudus, Allah akan bekerja dan bertindak melalui kehidupan umat yang percaya.



Memperingati hari Pentakosta kita menyadari bahwa Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam persekutuan yang kudus dan suci dalam Gereja-Nya di tengah-tengah dunia ini sebagai tubuh Kristus. Dan kita ada persekutuan orang percaya kepada Kristus yang dipanggil keluar (eklesia) untuk menyatakan kasih Allah pada dunia ini. Sehingga harus kita sadari sebagai orang Kristus bahwa Gereja bukanlah gedungnya tetapi adalah orangnya. Dari sini kita mampu memahami dan mempercayai bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat merusak, membakar, melarang berdirinya gereja, sebab Gereja bukanlah persekutuan yang dipersatukan oleh manusia tetapi persekutuan yang dipersatukan oleh Allah. Ini adalah kekuatan dan semangat kita sebagai orang kristen yang dipersatukan oleh Allah.


Sehingga bagi kita tidak ada "tempat kudus" atau "tanah suci" yang adalah perbuatan dan sikap yang suci dan kudus. Inilah sehingga Paulus mengatakan di 1 Korintus 6: 19 "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah" dan juga di 1 Korintus 3: 17b "Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu". Diri kitalah yang menjadi bait Allah yang kudus itu, dan Tuhan memanggil kita untuk keluar menyatakan kasihNya melalui perbuatan dan tindakan kita.


Sebagaimana dalam keseharian aktivitas kehidupan kita yang begitu ragam keadaan situasi dan kondisi yang akan kita hadapi, maka kita akan berbuat, bertindak dan menyikapi segala sesuatunya. Dan kepada orang-orang percaya yang menaatiNya (Kis. 5:32) akan diberikan kuasa Allah untuk mampu bersaksi bahwa Yesus adalah Tuhan. KuasaNya akan menolong dan membimbing kita menghadapi segala sesuatunya bukan dengan pertimbangan pemikiran manusia namun dengan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan. Sehingga keagungan, kesucian dan kemuliaan Tuhan nyata atas hidup kita.



Dari sekian banyak karunia-karunia yang boleh kita terima melalui Roh Kudus, ternyata ada karunia yang utama yang harus kita miliki sebagaimana Paulus nyatakan selanjutnya dalam 1 Kor. 13 yaitu “Kasih”. Itu adalah karunia Roh Kudus yang utama harus kita miliki. Sekalipun kita menerima karunia-karunia Roh untuk mampu menyaksikan iman ditengah-tengah pergumulan hidup kita, mampu bernubuat, namun jika karunia kasih itu tidak kita miliki, sama sekali tidak berguna (1 Kor. 13:2). Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan “Tubuh Kristus”, maka kita adalah hidupNya yang menyatakan kasihNya bagi dunia ini.



Kita bisa saja menjadi seorang pelayan Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Allah yang murni, menjadi bahagian dari paduan suara yang menyanyikan kemuliaan Tuhan, menjadi seorang pekerja atau pegawai yang rajin dan jujur sesuai dengan perintah Tuhan, memiliki iman yang kuat yang tidak akan dapat diganggu oleh apapun. Namun jika kita tidak memiliki kasih apalah arti semuanya?



Sebab itu marilah kita menjadi Gereja dan orang percaya yang tidak berputar-putar hanya untuk dirinya sendiri. Sehingga kita tidak membatasi kuasa Allah melalui Roh Kudus yang dinamis, jangan kita mengatur Tuhan, tetapi biarlah Tuhan yang mengatur hidupmu. Mari kita membebaskan Allah berkarya dalam hidup kita untuk mewujudkan damai sejahtera Allah, seperti doa Tuhan Yesus: "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendakMulah yang jadi". Kita harus kembali kepada misi Allah (Missio Dei) yaitu pemberian Roh Kudus adalah pengutusan kepada murid-muridNya dan semua orang percaya untuk menyatakan damai sejahtera kepada dunia (Yoh. 20: 21-22; Kis. 1:8).

Roh Kudus Memampukan Kita Menyatakan Kasih Allah (1 Korintus 12: 3-13)

Bacaan Alkitab: 1 Korintus 12: 3-13
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).

Kesatuan itu adalah pekerjaan dari Roh Allah untuk menyatukan orang percaya menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Sehingga Roh Kudus dicurahkan kepada umat yang percaya bukan untuk dimemegahkan diri atas karunia yang diberikan kepadanya namun untuk menyatakan kuasa Allah dalam diri umat yang percaya dengan bersama-sama dapat menyatakan baik melalui perkataan maupun dengan perbuatan bahwa “Yesus adalah Tuhan” (1 Kor. 12: 3; 1 Yoh. 4:2).

Melalui Roh Kudus umat percaya dapat memperoleh bermacam-macam karunia rohani yang semuanya adalah menjadi kesaksian akan kuasa Allah dan bukan untuk meninggikan diri maupun menyatakan orang lain lebih rendah. Sehingga ketika kita mau menerima Roh Kudus bekerja, maka kuasa Allah bekerja melalui pemberian berbagai karunia untuk menyatakan pekerjaan Allah dalam diri kita sebagaimana kita adalah “Tubuh Kristus”.



Memperingati hari Pentakosta sebagai mana janji Tuhan Yesus yang akan memberikan Roh Kudus (Yoh. 14:15-23), kita disenantiasa di ingatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti bekerja ditengah-tengah kehidupan kita. Ia adalah yang awal dan yang akhir, melalui pencurahan Roh Kudus, Allah akan bekerja dan bertindak melalui kehidupan umat yang percaya.



Memperingati hari Pentakosta kita menyadari bahwa Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam persekutuan yang kudus dan suci dalam Gereja-Nya di tengah-tengah dunia ini sebagai tubuh Kristus. Dan kita ada persekutuan orang percaya kepada Kristus yang dipanggil keluar (eklesia) untuk menyatakan kasih Allah pada dunia ini. Sehingga harus kita sadari sebagai orang Kristus bahwa Gereja bukanlah gedungnya tetapi adalah orangnya. Dari sini kita mampu memahami dan mempercayai bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat merusak, membakar, melarang berdirinya gereja, sebab Gereja bukanlah persekutuan yang dipersatukan oleh manusia tetapi persekutuan yang dipersatukan oleh Allah. Ini adalah kekuatan dan semangat kita sebagai orang kristen yang dipersatukan oleh Allah.


Sehingga bagi kita tidak ada "tempat kudus" atau "tanah suci" yang adalah perbuatan dan sikap yang suci dan kudus. Inilah sehingga Paulus mengatakan di 1 Korintus 6: 19 "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah" dan juga di 1 Korintus 3: 17b "Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu". Diri kitalah yang menjadi bait Allah yang kudus itu, dan Tuhan memanggil kita untuk keluar menyatakan kasihNya melalui perbuatan dan tindakan kita.


Sebagaimana dalam keseharian aktivitas kehidupan kita yang begitu ragam keadaan situasi dan kondisi yang akan kita hadapi, maka kita akan berbuat, bertindak dan menyikapi segala sesuatunya. Dan kepada orang-orang percaya yang menaatiNya (Kis. 5:32) akan diberikan kuasa Allah untuk mampu bersaksi bahwa Yesus adalah Tuhan. KuasaNya akan menolong dan membimbing kita menghadapi segala sesuatunya bukan dengan pertimbangan pemikiran manusia namun dengan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan. Sehingga keagungan, kesucian dan kemuliaan Tuhan nyata atas hidup kita.



Dari sekian banyak karunia-karunia yang boleh kita terima melalui Roh Kudus, ternyata ada karunia yang utama yang harus kita miliki sebagaimana Paulus nyatakan selanjutnya dalam 1 Kor. 13 yaitu “Kasih”. Itu adalah karunia Roh Kudus yang utama harus kita miliki. Sekalipun kita menerima karunia-karunia Roh untuk mampu menyaksikan iman ditengah-tengah pergumulan hidup kita, mampu bernubuat, namun jika karunia kasih itu tidak kita miliki, sama sekali tidak berguna (1 Kor. 13:2). Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan “Tubuh Kristus”, maka kita adalah hidupNya yang menyatakan kasihNya bagi dunia ini.



Kita bisa saja menjadi seorang pelayan Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Allah yang murni, menjadi bahagian dari paduan suara yang menyanyikan kemuliaan Tuhan, menjadi seorang pekerja atau pegawai yang rajin dan jujur sesuai dengan perintah Tuhan, memiliki iman yang kuat yang tidak akan dapat diganggu oleh apapun. Namun jika kita tidak memiliki kasih apalah arti semuanya?



Sebab itu marilah kita menjadi Gereja dan orang percaya yang tidak berputar-putar hanya untuk dirinya sendiri. Sehingga kita tidak membatasi kuasa Allah melalui Roh Kudus yang dinamis, jangan kita mengatur Tuhan, tetapi biarlah Tuhan yang mengatur hidupmu. Mari kita membebaskan Allah berkarya dalam hidup kita untuk mewujudkan damai sejahtera Allah, seperti doa Tuhan Yesus: "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendakMulah yang jadi". Kita harus kembali kepada misi Allah (Missio Dei) yaitu pemberian Roh Kudus adalah pengutusan kepada murid-muridNya dan semua orang percaya untuk menyatakan damai sejahtera kepada dunia (Yoh. 20: 21-22; Kis. 1:8).

Mampu Mengenal Kemuliaan Kristus (Efesus 1: 15-23)
Peringatan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga akan selalu mengingatkan kita bagaimana kebesaran kasih Allah melalui penyataanNya di dalam Tuhan Yesus. KemuliaanNya telah nyata dalam kebangkitanNya dan kenaikanNya ke sorga, bahwa Ia adalah Allah yang hidup dan yang menguasai kehidupan, dalam dalam doa Paulus dikatakan bahwa segala sesuatu telah diletakkan di bawah kaki Kristus.



Dalam doa Paulus ini telah dinyatakan bagaimana ucapan syukurnya kepada Allah atas iman jemaat sebagai penampakan dari kuasa kemuliaan Allah di dalam iman dan kasih jemaat. Namun tidak hanya sampai di situ saja, permohonan Paulus juga terus dipanjatkan kepada Allah agar jemaat juga diberi Roh hikmat agar jemaat di dalam iman dan kasihnya itu mampu untuk mengenal Tuhan dengan benar dan juga mengerti pengharapan yang
terkandung di dalam panggilan mereka. Sehingga dengan demkian jemaat sungguh memiliki iman yang kokoh dan yang 'tak terpatahkan ketika jemaat mampu untuk mengerti betapa kayanya kemuliaan dan betapa hebatnya kuasaNya diberikan bagi orang percaya kepada Kristus.



Apakah kita sudah menyadari kemuliaan dan kuasa yang telah diberikan kepada kita melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus? Bahwa sungguh sangat harus kita bersyukur sebab Kristus telah diberikan kepada kita menjadi Kepala dan kita adalah tubuhNya (ay. 22-23). Yang mau ditegaskan bahwa kita adalah satu tubuh di dalam Kristus yang mana segala sesuatu telah diletakkan dibawah kakiNya. Artinya kita adalah bahagian dari tubuh Kristus yang mengatasi segala sesuatunya.

Sehingga dalam nas ini mengingatkan kita seperti khotbah-khotbah sebelumnya untuk tidak asal percaya, menjadi orang kristen yang asal-asalan, namun mintalah Roh hikmat kepada Tuhan untuk mampu mengenal dan mengerti kekayaan dan kuasaNya yang terkadung di dalam kepercayaan kita pada Kristus. Dalam 2 Kor. 13:5 Paulus mengatakan: “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” Maka selidikilah kekayaan dan kuasa Allah yang besar itu, dan ketika kita mendapatkannya maka kita akan memiliki iman yang tahan uji.



Apakah aku mampu untuk menyelidikinya? Nas ini mengingatkan kita untuk memohon kepada Tuhan agar memberikan kepada kita Roh hikmat, sebab tidak ada yang dapat kita lakukan tanpa bimbingan dan tuntunan Roh Kudus. Mustahil kita mengenal dan mengerti kebesaran Tuhan tanpa bimbinganNya. Bukan dengan logika akal pikiran kita sebagai manusia untuk mengenal Allah, namun dengan mata hati yang diterangi oleh Roh Allah.



Maka jika masih ada diantara orang kristen yang masih mau mencari kekayaan yang sia-sia dan mengharapkan kuasa-kuasa iblis. Berhentilah! Sebab kita sedang mencari sesuatu yang sia-sia yang ada di bawah kaki Kristus. Jadilah bahagian dari tubuh Kristus bukan menjadi bahagian dari sesuatu yang ada di bawah kaki Kristus.



Carilah dan selidikilah kekayaan dan kuasa Tuhan yang besar yang terdapat pada iman kita melalui Roh hikmat Tuhan, sehingga kita akan mampu tahan uji dalam segala sesuatunya. Apapun yang boleh terjadi kita akan tetap bertahan dan kokoh, sebab kita telah mengetahui betapa kaya dan besarnya kuasa yang diberikan Allah yag menjadi bahagian yang diberikan kepada kita orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Percakapan Yesus Dengan Nikodemus (Yohanes 3: 1-17)


Dalam nas ini diberitakan bahwa Nikodemus yang adalah seorang Farisi, pemimpin orang-orang Yahudi (Sanhedrin) dan juga Ahli Taurat (7:26,48,50; 3:10) sedang melakukan percakapan dengan Yesus. Hal menarik yang dapat diperhatikan bahwa adanya percakapan Yesus dengan seorang tokoh Yudaisme yang sangat berpengaruh.

Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dapat dipahami adalah adanya unsur kebijaksanaan karena kekacauan mungkin bisa terjadi jika pertemuan ini diketahui oleh banyak orang karena status Nikodemus sebagai tokoh agama yang terpandng. Namun yang jelas motif Nikodemus untuk datang kepada Yesus tentunya bukanlah motif untuk melakukan konfrontasi seperti yang telah terjadi sebelumnya (2:18 dst.) namun adalah karena ia ingin mengenal Dia dengan baik.

Nikodemus  : “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah”
Yesus          : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat  melihat Kejaraan Allah”

Kedatangan Nikodemus kepada Yesus untuk berbicara bukan dengan sebuah pertanyaan tetapi dengan sebuah pernyataan (“kami tahu”). Nikodemus berbicara dalam bentuk jamak untuk mengatakan apa yang kelompok-kelompok tertentu percayai atau tidak percayai tentang Yesus (2:23). Ia menyebut Yesus dengan “Guru yang diutus Allah” dan ia dapat mendasarkan pandangannya ini sama seperti pandangan umum orang-orang Yahudi bahwa mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus mengindikasikan bahwa Ia adalah seseorang yang diutus Allah (9:31 dst.) dan Yesus merespon Nikodemus dengan “Amin-amin” (LAI= "Sesungguhnya").

Hal menarik dapat diperhatikan dari Nikodemus adalah keingintahuan yang mendalam akan pengenalan akan Firman Tuhan. Walaupun sebenarnya dia sudah merupakan seorang ahli taurat dan merupakan seorang dari pemimpin agama namun keingintahuan begitu besar dalam dirinya, tidak puas akan apa yang telah diketahui. Nikodemus memperhatikan fenomena yang terjadi dikalangan orang Yahudi dari pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah yang diutus Allah (9:31 dst.). Inilah yang membawanya keinginan untuk berjumpa dengan Yesus dengan mengusung alasan untuk membuka pembicaraan kepada Yesus dengan kata “kami tahu”. Patut untuk di tiru sikap Nikodemus yang positif yang mau terbuka untuk mempelajari dan menanggapi sesuatu yang baru untuk diketahui dan dipahami.

Nikodemus         : “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua?”
Yesus                 :  “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh (ayat 2= “kembali”), ia tidak dapat  masuk ke dalam Kejaraan Allah”

Dilahirkan kembali = dilahirkan dengan air dan Roh
Sepertinya satu kalimat yang disampaikan oleh Yesus mengenai Kerajaan Allah bahwa “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” membuat Nikodemus terguncang atas pemahaman yang dipahami selama ini dan terlihat dari jawabnya atas pernyataan Tuhan Yesus “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”. Nikodemus memberikan tanggapan kemustahilan akan apa yang telah Yesus katakanan, sebab ia menanggapi dan mengartikannya “masuk kembali ke dalam rahim ibunya” sementara yang Yesus maksudkan adalah seperti yang terlihat pada ayat 5 dan 8 yaitu suatu kelahiran “dari air dan Roh” dan itu adalah “dari Allah” (1:12-13). Memang perbuatan Allah adalah mustahil jika hanya ditanggapi dengan logika manusia. Kita akan mengatakan “bagaimana mungkin?” tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1: 37).

Menanggapi pertanyaan Nikodemus, Yesus kembali memberikan pernyataan untuk menjelaskan pernyataanNya tentang kelahiran kembali bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah harus dilahirkan dari “air dan Roh”. Pemahaman akan “air” dalam hal “lahir kembali” dalam seluruh rangkaian percakapan Yesus dengan Nikodemus memang tidak lagi disinggung kecuali masalah kuasa “Roh”, namun demikian pemahaman akan “air dan Roh” dapat merujuk kepada Baptisan jika kita pahami dalam konteks “memasuki Kerajaan Allah” dan juga jika memperhatikan nas yang ada setelah percakapan Yesus dengan Nikodemus yaitu tentang Baptisan Yohanes (3: 22 dst.). Baptisan adalah untuk melepaskan yang lama dan Roh sebagai pencipta dan karunia hidup yang baru. “air dan Roh” juga dapat merujuk kepada pembaharuan rohani yang tersirat pada Yehezkiel 36: 25-27 yaitu air yang menjernihkan dan Roh yang baru untuk hati yang keras.

Hidup baru dalam Kristus tidak terlepas dari Iman percaya akan salib Kristus, percaya akan pengampunan dosa melalui Yesus Kristus yaitu dengan pertobatan, maka baptisan adalah jalan untuk memasukinya yaitu penyucian hidup yang lama kepada hidup yang bersih didalam Kristus. Kemudian “Roh” adalah kuasa Allah untuk memampukan kita untuk hidup dan memahami maksud dan rencana Allah.

Selanjutnya Yesus memberikan penjelasan tentang “Dilahirkan dari air dan Roh”, yaitu dengan mengkontraskan perbandingan yaitu yang “dilahirkan dari daging” dan yang “dilahirkan dari Roh” dan kemudian dijelaskan bagaimana Roh itu bekerja dengan memberikan gambaran “angin” yang merujuk pada “Roh” bahwa angin bertiup kemana ia mau, bebas dan berkuasa yang tidak dapat ditelusuri pergerakannya.

Nikodemus        : “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”
Yesus       : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”

Kemungkinan untuk dilahirkan kembali hanya terjadi adalah karena kasih Allah.
Untuk dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah percaya akan keselamatan dari Allah yang telah turun dari sorga yaitu Yesus Kristus. Pertanyaan Nikodemus (“bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”) membawa percakapan selanjutnya yang berfokus pada Kristus sebegai kebenaran sejati yang turun dari sorga. Rahasia wahyu Allah dalam Kristus terdapat  di dalam inkarnasi Firman sebagai pemberian Anak-Nya yang tunggal merupakan dasar bagi kedatangan Kerajaan Allah dan kuasa oleh Anak Manusia.

Lebih rinci lagi Yesus menyatakan mengenai peninggian Anak Manusia berdasarkan referensi kisah di Bil. 21:8 dst. Dimana Musa meninggikan ular di padang gurun. Yesus memberikan arti “peninggian Anak Manusia” dengan arti ganda seperti yang tertulis dalam Matius 16:21 dan Lukas 9:22 bahwa Anak Manusia akan dinaikkan di kayu salib adalah jalan peninggian Anak Manusia. Sebagaimana memandang ular merupakan sarana kuasa Allah untuk penyelamatan dari kuasa kematian, maka Yesus sebagai Anak Manusia dalam penderitaan dan kematianNya di kayu salib juga adalah untuk membawa keselamatan dari Allah.

Kita tidak dapat mengesampingkan akal budi dan logika dalam hidup ini, namun bagaimanapun banyak hal-hal yang tidak kita mengerti terlebih Firman Allah tidak akan dapat kita mengerti dan lakukan jika hanya dengan logika. Namun kuasa Roh Kudus akan memampukan kita untuk mengerti segala sesuatunya. Ada banyak orang yang akan stress menghadapi tekanan hidup karena dihadapi hanya dengan akal budinya saja, tetapi dengan Roh Allah seberat apapun tekanan hidup itu tidak akan pernah membuat kita hancur. Itulah sebabnya dalam 1 Korintus 2: 10 dikatakan: “Sebab Roh Allah menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”.

Lahir kembali akan menjadikan kita ciptaan Allah yang baru, hal itu hanya terjadi jika kuasa Roh Kudus bekerja dalam diri kita untuk memampukan kita meninggalkan manusia lama. Kerajaan Allah hanya akan menjadi bahagian dari orang-orang yang telah diperbaharui oleh Allah. Sehingga iman percaya kita kepada Kristus bukanlah sifatnya verbal hanya pada perkataan, namun menjadi pola hidup yang benar-benar diubah menjadi ciptaan Allah yang baru. Kehidupan dibawah ruang lingkup kuasa Roh Kudus baik dalam perkataan, pikiran dan perbuatan.

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”
Galatia 2: 20

TRINITATIS: ALLAH YANG SELALU BERFIRMAN UNTUK MEMPERBAHARUI (Yohanes 16: 12-15)

TRINITATIS: ALLAH YANG SELALU BERFIRMAN UNTUK MEMPERBAHARUI
Yohanes 16: 12-15; Roma 5:1-5
Kita akan mulai memasuki minggu-minggu trinitatis yaitu kemuliaan Allah yang Esa yang dinyatakan sebagai Bapa Anak dan Roh Kudus (Tritunggal). Bila berbicara mengenal trinitatis, maka tidak dapat kita pungkiri bahwa pengenalan orang Kristen mengenai Allah Tritunggal telah dipergunakan oleh orang-orang yang bukan Kristen sebagai alat mempertanyakan dan menyangkal orang-orang Kristen sebagai agama yang meyakini Allah yang Esa. Namun hal itu sah-sah saja dan bukan sesuatu yang harus perlu untuk ditanggapi serius karena memang itulah kenyataan pandangan jika hanya melihat dari luar. Kebenaran Firman itu hanya bisa di mengerti jika kita masuk kedalamnya.

Dalam nats bacaan kita ini menyatakan bahwa penerimaan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan akan menghantarkan kita pada kondisi hidup yang dipimpin oleh Roh Kebenaran dan itulah yang akan memimpin kita memasuki kebenaran Firman Allah (ayat 13).

Disini kita tidak akan membahas bagaimana itu tritunggal namun lebih menekankan dampak dari pengakuan iman kita akan Allah tritunggal dalam hidup kita. Mungkin sudah banyak gambaran-gambaran mengenai trinitatis yang disampaikan kepada kita untuk memudahkan mengenal trinitatis misalnya “Matahari” (wujud, panas sinar) ataupun “Telur” (kulit, putih telur dan kuning telur) dan banyak lagi ilustrasi dan pemahaman yang telah menuntun kita dapat memahami Allah Tritunggal yang pada prinsipnya kita percaya dan yakin bahwa Allah adalah Esa yang menyatakan diri dalam tiga penyataan yaitu Bapa yang menciptakan dan memelihara kehidupan kita; Anak sebagai yang menyelamatkan manusia dari dosa dan sebagai Roh Kudus yang hidup dan hadir ditengah-tengah umatNya. Kita mempercayai Allah yang hidup dan berkarya dalam kehidupan ini dari dahulu sekarang dan akan datang.
“Bapa” punya adalah “Aku” punya dan yang “diterimaNya” diberikan “kepadamu”. Roh Kebenaran akan bersaksi dan menyatakan kemuliaan Allah kepada kita sebagai perwujudan kehadiran ke-Ilahi-an Allah di dalam diri kita. Ke-tritunggalan Allah hanya dapat kita terima melalui Roh Kebenaran yang kita terima melalui Yesus Kristus. Ada kuasa Ilahi yang bekerja dalam hidup kita. Jika kita memperhatikan nats bacaan kita, ada tiga kalimat yang menarik untuk kita perhatikan dan renungkan:
            “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu...”
            “...Memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran...”
            “...Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang...”
Allah masih dan akan terus bekerja dalam kehidupan kita untuk menyatakan rahasia kebenaranNya, sehingga sangat diperlukan kepekaan untuk dapat merasakan kehadiran Allah. Penyataan diri Allah tidak akan pernah dapat dibatasi oleh ruang dan waktu yang adalah milik Allah sepenuhnya, Dia yang terdahulu dan Dialah yang terkemudian. Firman Allah itu tidak hanya dituliskan dalam perkamen, loh batu, kulit binatang dan dalam buku-buku saja namun lebih jauh dari itu Allah terus memberitakan dan menuliskan FirmanNya secara terus-menerus dalam setiap hati yang mau di tuntun oleh Roh Kebenaran itu dalam setiap konteks kehidupan kita.
Iman percaya kita akan Tritunggal menghantarkan pada keyakinan akan pemelihara kehidupan, penyelamat dan yang memperbaharui kehidupan kita, bahwa Allah tidak pernah diam dan tidur namun justru Allah terus bekerja senantiasa memperbaharui kehidupan kita yang menciptakan pembaharuan melalui FirmanNya. Demikianlah kita memahami Allah Tritunggal bahwa Allah yang kita percayai adalah Allah yang terus bekerja sesuai dengan konteks kehidupan kita.

Tunduk Di Bawah Tuntunan Roh Kudus (Yohanes 14: 15-26)

Pada peringatan hari Pentakosta atau turunnya Roh Kudus (Kis. 2:1-13) saat ini kita akan membahas nats dari Yohanes 14:15-26 bahwa Yesus menjanjikan Penghibur yaitu Roh Kudus ataupun Roh Kebenaran yang dikaruniakan kepada orang yang mengasihiNya.

Dalam nats kotbah kita sebelumnya yaitu pada minggu Exaudi (Yohanes 17: 20-26) kita diteguhkan melalui doa Tuhan Yesus bahwa kepada setiap orang percaya akan dikaruniakan kemuliaan seperti yang ada pada Yesus bahwa Dia satu dengan Bapa yang di Sorga, demikian juga halnya dengan orang percaya akan diberikan kemuliaan itu bahwa kita orang percaya menjadi satu dengan Yesus dan Bapa di Sorga. Kesatuan itu berujuan tidak lain adalah agar melalui diri/hidup kita dunia dapat mengenal kasih Allah melalui Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat manusia.
Pada hari pencurahan Roh Kudus (Pentakosta) ingin menyatakan kepada kita akan janji Tuhan Yesus bahwa walaupun Ia telah naik ke sorga namun Ia tidak akan meninggalkan kita seperti anak yatim piatu, namun melalui Roh Kudus Ia hadir ditengah-tengah kehidupan kita untuk menyampaikan kebenaran Firman Allah, bahwa Allah tetap senantiasa bekerja dan bersaksi dalam kehidupan manusia sampai selama-lamanya. Dalam surat 1 Yohanes lebih tegas lagi ditekankan: “Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3: 24); “.... Dan Roh-lah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran” (1 Yohanes 5:6).
Tuhan akan selama-lamanya bersaksi tentang kebenaran Firman Allah ditengah-tengah kehidupan manusia yaitu melalui setiap orang percaya kepadaNya. Seperti yang telah dinyatakan di 1 Yoh. 3:24 Allah akan diam dalam diri orang yang menuruti perintahNya demikian juga halnya dengan Roh Kebenaran itu hanya akan tinggal dan dinyatakan kepada orang yang mengasihi Allah yaitu yang melakukan perintahNya dan melakukannya (ayat 21). Sebab dunia tidak mengenal dan melihat Dia, hanya orang-orang yang telah dicurahkan Roh Kudus lah yang dapat mengenal dan melihat Dia, sehingga bukti kehadiran Roh Kudus dalam hidup seseorang hanya ditandai dari bagaimana ketaatan dan kasihnya kepada Firman Allah.

Roh Kudus (parakletos) dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai pembela, penolong, penghibur, penasehat. Roh Kudus akan memampukan kita melakukan Firman Allah dalam kehidupan kita di dunia ini yang akan menuntun kita ke jalan yang dikehendaki oleh Allah dan memberikan kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi segala sesulitan yang kita hadapi. Walaupun kita secara manusiawi terkadang sulit untuk melakukan kehendak Tuhan, namun Roh Kudus hadir ditengah-tengah kehidupan kita untuk memampukan kita melakukan kehendakNya. Sejak kita di baptis dan mengaku percaya kepada Tuhan Yesus sesungguhnya kita telah diberikan kemampuan untuk hidup di dalam Roh Kudus. Namun masih banyak dari orang-orang percaya yang enggan atau tidak mau hidupnya dipimpin oleh Roh Allah, malah sebaliknya hanya dipimpin keinginannya sendiri dan juga keinginan dunia ini. Untuk itulah kita senantiasa memohon kepada Tuhan agar tetap menuntun kita di dalam FirmanNya.
Hal yang sangat penting kita perhatikan pada peringatan hari pentakosta, bahwa Roh Kudus di curahkan adalah untuk menjangkau setiap pribadi yang ada di muka bumi ini, Roh Kudus adalah kuasa Allah untuk menyatakan Firman dan rencana keselamatanNya kepada semua orang yang di tandai ketika rasul-rasul menerima Roh Kudus mereka berbicara dengan bahasa asing bahwa mereka dimampukan melakukan hal yang tidak dapat mereka lakukan yang pada hakikatnya Roh Allah yang bekerja melalui hidup mereka.

Tuhan menginginkan agar setiap jiwa-jiwa yang ada dimuka bumi ini menerima kuasa Roh Kudus berkerja dalam hidup mereka, sehingga keselamatan Allah semakin nyata. Roh Kudus adalah kuasa Allah untuk mempersatukan yang berbeda latarbelakang dan menjadi satu dengan Allah Bapa. Sehingga Roh Kudus akan memampukan kita untuk mampu berkomunikasi dengan orang lain yaitu dengan bahasa kasih. Namun dalam kenyataannya kita tidak pernah mengandalkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita sehingga yag terjadi adalah perpecahan. Kenyataannya walaupun kita hidup dalam satu bahasa, satu keluarga, satu lingkungan, satu jemaat namun masih juga terjadi perpecahan karena tidak adanya komunikasi yang baik dan saling tidak memahami satu dengan yang lain. Itulah yang terjadi jika hidup kita tidak di kuasai Roh Kudus.

Roh kudus adalah bahasa untuk saling mengerti dan saling memahami di dalam kasih yang akan mengajar dan menuntun kita memahami Firman Allah dengan baik dan memampukan kita melakukan kehendakNya. Melalui peringatan hari turunya Roh Kudus, marilah kita untuk tunduk dan taat di bawah petunjuk Roh Kudus dan memohon kepada Tuhan agar setiap saat RohNya senantiasa bekerja dalam hidup kita apapun yang akan kita lakukan dan rencanakan.

Terima kasih
22 Daftar bersambung...

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar